Tentang Teori Hipnotis

Hipnotis

Hipnosis/hipnotis (Bahasa Inggris: hypnosis) adalah proses psikologis alami yang “melompati” proses berpikir kritis dan membentuk satu jenis pikiran dan persepsi tertentu.



Teori Hipnosis

Beberapa teori hipnosis berusaha mendeskripsikan gejala ini dalam kaitannya dengan aktivitas otak sedangkan beberapa teori lainnya lebih berfokus pada pengalaman fenomenologisnya. Terdapat perbedaan fundamental dalam teori hipnosis, yaitu antara “keadaan” (state) dan “non-keadaan” (non-state). Penganut teori “keadaan” meyakini bahwa keadaan kesadaran yang berubah adalah bagian pokok dari hipnosis, sementara penganut teori “non-keadaan” percaya bahwa proses psikologis biasa, seperti perhatian terpusat dan pengharapan, sudah cukup untuk menerangkan gejala ini. Definisi yang tepat dari apa yang merupakan keadaan kesadaran yang berubah masih menjadi bahan perdebatan. Meskipun banyak orang yang dihipnosis mendeskripsikan pengalaman mereka sebagai “berubah”, sulit untuk menggunakan istilah ini tanpa ada definisi yang jelas terlebih dahulu.

Teori Keadaan Alfa dan Theta

Melalui data yang dikumpulkan dari Electroencephalography (EEG), diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada empat macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok. Keadaan Beta (waspada/bekerja) didefinisikan sebagai 14-32 putaran per detik / cycles per second (CPS), keadaan Alfa (santai/relax) sebagai 7-14 CPS, keadaan Theta (mengantuk) sebagai 4-7 CPS, dan keadaan Delta (tidur/bermimpi/tidur pulas) kira-kira 3-5 CPS.

Satu definisi fisiologis dari keadaan hipnotis adalah bahwa tingkat gelombang otak yang diperlukan untuk mengatasi masalah seperti berhenti merokok, penanganan masalah berat badan, pengurangan fobia, peningkatan kemampuan olah raga, dll adalah keadaan alfa. Keadaan alfa pada umumnya diasosiasikan dengan menutup mata, relaksasi, dan melamun.

Definisi fisiologis lain menyebutkan bahwa keadaan theta diperlukan untuk perubahan therapeutic (berhubungan dengan pengobatan). Keadaan theta dikaitkan dengan hipnosis untuk pembedahan, hipnoanestesia (penggunaan hipnosis untuk mematirasakan rasa sakit), dan hipnoanalgesia (penggunaan hipnosis untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit), di mana pembedahan lebih siap dilakukan dalam keadaan theta dan delta. Obat bius (anestetik), zat penenang dan hipnosis mengacaukan keselarasan syaraf, yang dianggap mendasari terjadinya gelombang theta, baik dalam manusia maupun binatang.
Konstruksionisme sosial / teori permainan peran
Teori ini beranggapan bahwa individu yang dihipnosis memainkan peran dan membiarkan penghipnosis menciptakan realitas untuk mereka.
Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah menerima) sugesti, menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan, berpikir, dan berperilaku. Beberapa psikolog seperti Robert Baker mengklaim bahwa apa yang kita sebut dengan hipnosis sebenarnya adalah bentuk dari perilaku sosial yang dipelajari. Sementara psikolog seperti Sarbin dan Spanos beranggapan bahwa subjek bermain peran dengan pengharapan sosial yang kuat, subjek percaya bahwa mereka dalam keadaan terhipnosis, kemudian mereka berperilaku dengan cara yang mereka bayangkan bagaimana seorang yang dihipnosis akan berperilaku.

1 komentar:


Very good article! Your post is really helpful for me thanks for wonderful post.I am very happy to read your post
aol mail login|
aol mail login|
aol mail login|
cash app login
netgearrouterlogin|
cashappsignup|
gmail not working|
comcastemaillogin|

Reply

Post a Comment